BATUAN METAMORF
Batuan Metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk, bisa berasal dari batuan beku, batuan sedimen maupun berasal dari batuan metamorf itu sendiri yang mengalami metamorfosa.
Metamorfosa (perubahan bentuk) adalah proses rekristalisasi didalam kerak bumi (pada kedalaman 3km – 20km) yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair, dari proses tersebut akan terbentuk struktur dan mineralogi yang baru akibat pengaruh Temperatur (T) dan Pesure (P) yang tinggi dan dengan T sekitar 200° - 650°C.
Menurut H.G.F Winkler, 1967 metamorfisme adalah proses proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons terhadap kondisi fisika dan kimia didalam kerak bumi, dimana kondisi kimia dan kondisi fisika tersebut berbeda dengan kondisi yang sebelumnya.
TIPE METAMORFOSA
- Tipe Metamorfosa Lokal
Tipe metamorfosa Lokal ada dua, yaitu Metamorfosa Kontak atau Thermal dan tipe Metamorfosa Dislokasi/Kataklastik/Dinamo.
Metamorfosa Kontak atau Thermal disebabkan oleh adanya kenaikkan temperatur pada batuan tertentu. Panas tubuh intrusi yang diteruskan pada batuan sekitarnya mengakibatkan terjadinya meamorfosa kontak. Zona metamorfosa kontak disekitar tubuh batuan tersebut dinamakan Daerah Kontak (Contact Aureole) yang efeknya terutama terlihat pada batuan disekitarnya. Lebar daerah penyebaran panas tersebut berkisar dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Pada metamorfosa kontak maka batuan disekitarnya akan berubah menjadi Hornfels (batu tanduk) yang susunannya tergantung pada batuan sedimen asalnya.
Metamorfosa Dislokasi/Kataklastik/Dinamo jenis ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi, misal pada daerah sesar besar (daerah patahan). Proses metamorfosanya terjadi pada lokasi dimana batuan ini mengalami proses penggerusan secara mekanik yang disebabkan oleh faktor penekanan (kompresional) secara tegak maupun kompresi mendatar. Batuan metamorf kataklastik khusus dijumpai dijalur jalur Orogenesa dimana proses pengangkatan diikuti oleh fase perlipatan dan pematangan batuan.
- Tipe Metamorfosa Regional
Metamorfosa Regional/Dinamo Thermal, metamorfosa jenis ini terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan faktor yang berpengaruh adalah temperatur dan tekanan yang sangat tinggi. Secara geografis dan genetik, penyebaran batuan metamorf ini sangat erat kaitannya dengan aktifitas orogenesa atau proses pembentukan pegunungan lipatan gunungapi, meliputi daerah yang luas dan selalu dalam bentuk sabuk pegunungan yakni dalam daerah geosinklin. Dengan demikian erat hubungannya dengan tumbukan dua buah lempeng tektonik, khususnya antara kerak samudra dan kerak benua. Tumbukan ini akan membentuk jalur penunjaman (Subduction zone). Batuan metamorf pada tipe Metamorfosa Regional/ Dinamo Thermal ini dicirikan oleh Struktur Foliasi (penjajaran mineral –mineral pipih) dan berasosiasi dengan lingkungan tektonik.
Metamorfosa Beban/Burial yaitu batuan metamorfosa ini terbentuk oleh proses pembebanan oleh suatu massa sedimentasi yang sangat tebal pada suatu cekungan yang sangat luas atau dikenal dengan sebutan cekungan geosinklin. Proses kejadiannya hampir tidak berkaitan sama sekali dengan aktifitas orogenesa maupun proses intrusi, dan lebih dikenal sebagai proses epirogenesa.
Jika kita berbicara tentang metamorfosa, kita akan menemukan kalimat seperti derajad metamorfosa. Derajad metamorfosa tinggi atau rendah berkorelasi dengan P dan T tinggi dan begitu juga sebaliknya.
STRUKTUR BATUAN METAMORF
- Struktur Foliasi
Struktur foiasisi adalah struktur yang ditunjukkan oleh adanya penjajaran dari mineral-mineral penyusun batuan metamorf tersebut. Struktur Foliasi ini dibagi lagi menjadi 4 bagian struktur, yaitu:
Struktur Slatycleavage
Merupakan struktur yang terbentuk pada derajad rendah, peralihan dari batu an sedimen (batu lempung) ke metamorf. Mineralnya berukuran halus dan kesan penjajaran/foliasi nya halus sekali, dengan memperlihatkan belahan belahan yang rapat, mulai terdapat daun daun mika halus.
Struktur Filitik (Phylitic)
Mirip dengan slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya/ foliasi nya sudah mulai agak kasar. Derajad metamorfosanya lebih tinggi dari salte (batu sabak), dimana daun daun mika dan khlorit sudah cukup besar/ kasar, tampak berkilap sutera pada pecahan pecahannya.
Struktur Skistosa (Schistosity)
Struktur yang memperlihatkan mineral mineral pipih (biotit, muscovit, feldspar) lebih banyak/ dominan dibandingkan mineral butiran. Struktur ini dihasilkan oleh metamorfosa tipe regional. Derajad metamorfosanya lebih tinggi dari filit, dicirikan dengan hadirnya mineral mineral lain disamping mika. Ciri yang sangat khas adalah kepingan kepingan yang tampak jelas dari mineral-mineral pipih seperti mineral mika, talk, dan klorit.
Struktur Gnesosa (Gneissic)
Struktur batuan metamorf dimana jumlah mineral mineral yang garnular/membutir relatif lebih banyak dibanding mineral pipih dan mempunyai sifat/memperlihatkan banded (seperti berlapis/sejajar), struktur ini terbentuk pada derajad metamorfosa tinggi pada tipe metamorfosa regional. Komposisi mineralnya mengingatkan kita pada komposisi mineral pada batuan beku, yaitu terdapatnya mineral kwarsa, feldspar dan mineral mafic.
- Struktur Non Foliasi
Struktur non foliasi adalah struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur Non Foliasi ini dibagi lagi menjadi 8 bagian struktur, yaitu :
Struktur Hornfelsik
Dicirikan adanya butiran butiran yang seragam, terbentuk pada bagian dalam daerah kontak sekitar tubuh batuan beku. Pada umumnya merupakan rekristalisasi dari batuan asal. Tidak ada foliasi, batuan tampak halus dan padat.
Struktur Milonitik
Struktur yang berkembang karena adanya penghancuran batuan asal yang mengalami metamorfosa tipe dinamo thermal. Batuan berbutir halus dan liniasinya ditunjukkan oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler (seperti lensa/oval), terkadang masih tersisa lensa lensa batuan asalnya.
Struktur Kataklastik
Struktur ini hampir sama dengan struktur milonitik, hanya butirannya lebih kasar.
Struktur Pilonitik
Struktur ini hampir sama dengan struktur milonitik, hanya butirannya lebih kasar.
Struktur Flaser
Seperti struktur kataklastik, tetapi struktur batuan asal yang berbentuk lensa/lentikuler tertanam dalam massa milonit.
Struktur Augen
Seperti struktur flaser, hanya saja lensa lensanya terdiri dari butir butir mineral
feldspar dalam massa dasar yang lebih halus.
Struktur Granulose
Struktur ini hampir sama dengan struktur hornfelsik, tetapi ukuran butirannya tidak sama besar.
Struktur Liniasi
Struktur yang diperlihatkan oleh adanya kumpulan dari mineral mineral yang berbentuk seperti jarum (fibrous).
TEKSTUR BATUAN METAMORF
Tekstur pada batuan metamorf dibagi dalam dua golongan, yaitu Tekstur Kristaloblastik dan Tekstur Palimpsest.
- Tekstur Kristaloblastik
Teksutr Kristalobastik ialah Tekstur pada batuan metamorf yang terjadi pada saat Tumbuhnya mineral dalam suasana padat dan bukan mengkristal dalam suasana cair Karena itu kristal yang terjadi disebut Blastos. Tekstur batuan asalnya sudah tidak tampak lagi, diganti dengan tekstur baru. Tekstur Kristaloblastik ini dibagi lagi menjadi 6 bagian tekstur, yaitu :
Tekstur Lepidoblastik
Ialah tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral mineral pipih dan memperlihatkan orientasi sejajar, seperti mineral mineral biotit, muscovit dll.
Tekstur Granoblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf yang terdiri dari mineral mineral yang mem bentuk butiran yang seragam, seperti mineral kwarsa, kalsit, garnet dl.
Tekstur Nematoblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf yang terdiri dari mineral mineral yang berbentuk prismatik, menjarum dan memperlihatkan orientasi sejajar. Contoh seperti pada mineral amphibol, silimanit, piroksin, dll.
Tekstur
Porfiroblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf dimana suatu kristal besar (fenokris) tertanam dalam massa dasar yang relatif halus. Identik dengan tekstur Porfiritik pada batuan beku.
Tekstur Idioblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral penyusunnya euhedral.
Tekstur Xenoblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral penyusunnya anhedral
- Tekstur Palimpsest
Tekstur Palimpset ialah Tekstur sisa dari batuan asalnya yang masih dijumpai pada batuan metamorf yang terbentuk. Tekstur Palimpsest ini dibagi lagi menjadi 4 bagian tekstur, yaitu:
Tekstur Blastoporfiritik
Ialah tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik.
Tekstur Blastopsefit
Ialah tekstur sisa dari batuan sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir (psefite).
Tekstur Blastopsamit
Ialah tekstur sisa dari batuan sedimen yang ukuran butirnya sama besar dengan Pasir (psamite).
Tekstur
Blastopellite
Ialah tekstur sisa dari batuan sedimen yang ukuran butirnya sama besar dengan Lempung (pellite).
MINERAL BATUAN METAMORF
Mineral Stress
Contoh mineral Stress :
- Mika
- Zeolite
- Tremolit
- Actinolite
- Glaukofan
- Hornblenda
- Chlorite
- Serpentin
- Epidote
- Sillimanit
- Staurolit
- Kyanit
- Antopilit
Mineral Anti Stress
Adalah suatu mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi Tekanan. Bentuk dari mineral ini pada umumnya equidimensional.
Adalah suatu mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi Tekanan. Bentuk dari mineral ini pada umumnya equidimensional. Contoh mineral Anti Stress:
- Kwarsa
- Kalsit
- Feldspar
- Kordierite
- Garnet
DASAR KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
- Berdasarkan Komposisi Kimianya
- 1. Kelompok Calcic Metamorphic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur Al. Umumnya berasal dari batulempung, serpih. Contoh : batusabak, phillite.
- 2. Kelompok Quartz Feldsphatic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur kwarsa dan feldspar. Batuan asalnya: Batupasir, batuan beku basa. Contoh: Gneiss
- 3. Kelompok Calcareous Metamorphic Rock adalah batuan metamorf berasal dari batugamping dan dolomit. Contoh: Marmer
- 4. Kelompok Basic Metamorphic Rock adalah batuan metamorf berasal dari batuan beku basa, semi basa dan intermediat serta tuffa dan batuan yang bersifat napalan dengan kandungan unsur K, Al, Fe, M
- 5. Kelompok Magnesia Metamorphic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya akan unsur Mg. Contoh batuan metamorfnya: Serpentin, Skiss klorit.
- Berdasarkan Asosiasi dilapangan
- Berdasarkan Komposisi Mineralnya
- Berdasarkan Struktur dan Tekstur
PROTOLITH DAN BATUAN METAMORF
Dibawah dapat kita ketahui asal batuan yang membentuk batuan metamorf sebelum terpengaruh oleh P dan T.
CARA DESKRIPSI BATUAN METAMROF
Menentukan Struktur
- Amati sampel batuan metamorf yang ada, amati apakah termasuk foliasi atau non foliasi (apakah ada atau tidak ada kesan penjajarannya) dari mineral mineral di dalam batu tersebut.
- Kalau foliasi, apakah mineralnya pipih atau membutir. Mineralnya halus atau kasar, ada tidak mineral mikanya.Kalau tidak foliasi apakah ukuran mineralnya sama besar atau tidak sama besar.
- Kemudian tentukan nama strukturnya, hasilnya kalian tulis dalam lembar diskrips
Menentukan Tekstur
- Amati sampel batuan metamorf yang ada, amati apakah ada tekstur sisa dari batuan beku atau tekstur sisa dari batuan sedimen didalam batu yang kalian amati tersebut.
- Kalau tidak ada tekstur sisanya, apakah mineralnya pipih atau membutir. Mineralnya berorientasi sejajar atau tidak. Kalau ada tekstur sisanya, apakah dari batuan beku atau dari batuan sedimen?
- Kemudian tentukan nama teksturnya, hasilnya kalian tulis dalam lembar diskripsi.
Dalam menentukan mineral pada batuan metamorf sebenarnya cukup sulit. Sebab kita ingat genesa/sejarah dari terjadinya batuan metamorf ini adalah telah mengalami P dan T yang cukup tinggi sehingga mineral mineral nya pun sebagian besar sudah cukup sulit untuk dikenali.
- Amati sampel batuan yang ada dan tentukan nama mineral mineral yang ada dalam batuan metamorf tersebut, berdasar ciri ciri mineral yang telah kalian peroleh dalam pemelajaran mineralogi yang lalu.
- Tuliskan hasilnya (dengan sebelumnya masing masing mineral di prosentasekan) kedalam lembar/ form kertas diskripsi kalian.
- Amatilah sample batuan metamorf tersebut, kemudian kalian tentukan apakah termasuk struktur foliasi atau non foliasi , dengan mengamati apakah mineral mineral nya memperlihatkan kesan penjajaran/ foliasi atau tidak/ non foliasi.
- Berdasarkan struktur yang telah ditentukan foliasi atau non foliasi tersebut maka penamaan batuan metamorf untuk yang:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar