BATUAN SEDIMEN

Konten [Tampil]

Gambar Material Asal Batuan Sedimen

ROCK CYCLE

    Siklus batuan atau rock cycle adalah serangkaian proses yang menjelaskan bagaimana tiga jenis batuan utama, yaitu batuan sedimen, batuan beku, dan batuan metamorf, terbentuk dan berubah bentuk seiring waktu. Proses-proses ini dipengaruhi oleh dua kekuatan utama, yaitu mesin panas internal bumi dan siklus hidrologi. Batuan sedimen terbentuk dari endapan material yang terkompresi dan tercementasi. Batuan beku terbentuk dari pendinginan magma atau lava. Sedangkan batuan metamorf terbentuk dari batuan sebelumnya yang mengalami perubahan mineral, tekstur, dan bentuk akibat tekanan dan suhu yang tinggi Siklus batuan dimulai dengan pembentukan batuan beku melalui pendinginan magma atau lava. Batuan beku kemudian dapat tererosi dan membentuk sedimen. Sedimen kemudian terkompresi dan tercementasi membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen dapat mengalami metamorfosis menjadi batuan metamorf akibat tekanan dan suhu yang tinggi. Batuan metamorf dapat meleleh dan membentuk magma yang kemudian dapat mendingin dan membentuk batuan beku kembali Siklus batuan adalah proses yang berkelanjutan dan terus berulang seiring waktu. Proses ini sangat penting dalam membentuk dan membentuk kembali kerak bumi serta mempengaruhi.


Gambar Siklus Pembentukan Batuan 

    Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi bahan rombakan batuan asal, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme. Bahan rombakan batuan asal itu bisa batuan beku, batuan metamorf mau pun batuan sedimen yang telah rusak/lapuk akibat terkena matahari, angin, hujan dll. Selanjutnya tererosi dan tertransportasi ke cekungan pengendapan dan me ngeras/membatu/litifikasi.

    Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengaan ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Ukuran butirnya bisa dari sangat halus (ber ukuran lempung) sampai sangat kasar (berukuran > 64 mm, misalnya pada batu breksi atau konglomerat). Dan beberapa proses lagi seperti media transportasi, struktur sedimen dan lain sebagainya yang cukup komplek dalam kaitannya dengan batuan sedimen. Berbagai penggolongan batuan sedimen dan penamaan batuan telah dikemukakan oleh para ahli baik penggolongan berdasarkan genetisnya (sejarah terbentuknya) maupun secara diskriptif.

    Penggolongan batuan sedimen secara genetis yang dikemukakan oleh W.T.Huang 1962 dan Pettijohn 1975 adalah membagi batuan sedimen menjadi dua yaitu batuan sedimen klastis dan batuan sedimen non klastis. Sedangkan berdasarkan Prof. R.P Koesoe Madinata, 1980 menggolongkan batuan sedimen menjadi 6 berdasarkan diskripsi nya 6 golongan tersebut ialah: batuan sedimen golongan dedtritus kasar, golongan dedtri tus halus, golongan karbonat, golongan silika, golongan evaporite, dan batuan sedimen golongan batu bara.

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN

BATUAN SEDIMEN KLASTIK

    Batuan sedimen klastis adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Dimulai dari batuan asal yang mengalami pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun kimiawi (dekomposisi), setelah lapuk kemudian tererosi selanjutnya tertransportasi menuju kesuatu cekungan pengendapan setelah diendapkan dicekungan, sedimen sebelum menjadi batu akan mengalami proses diagenesa yakni proses perubahan perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah. Selama dan sesudah litifikasi inilah yang merupakan proses yang mengubah suatu endapan atau sedimen menjadi batuan sedimen.

BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

    Batuan Sedimen Kon klastis adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme. Terbentuk ditempat itu juga dan tidak mengalami transportasi seperti hal nya batuan sedimen klastis. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (seperti penggaraman unsur unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang ter presipitasi dan replacement). Batuan sedimen non klastik dibagi menjadi beberapa golongan yaitu :

  •     Batuan Sedimen Golongan Dedtritus Kasar

  Batuan sedimen dengan ukuran butir yang besar/ kasar, diendapkan dengan proses mekanis. Lingkungan tempat diendapkannya pada umumnya adalah sungai dan danau, tapi bisa juga laut. Contoh batuan nya adalah batu pasir, batu breksi (bila bentuk butirnya meruncing) dan batu konglomerat (bila bentuk butir nya membulat). Batuan sedimen golongan 

  •     Batuan Sedimen Dedtritus Halus

    Batuan sedimen dengan ukuran butir yang halus. Lingkungan tempat diendapkannya pada umumnya adalah dilaut, dari laut dangkal sampai laut dalam. Contoh batuan nya adalah: batu lempung, batulanau, serpih dan batu napal.

  •   Batuan Sedimen Golongan Karbonat

    Batuan sedimen dengan komposisi di dominasi/sebagian besar (lebih dari 50 %) terdiri dari garam garam karbonat, dan mineral kalsit juga kumpulan cangkang molusca, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Batuan karbonat lingkungan pengendapannya aterletak di laut.

    Dari material penyusunnya maka batuan karbonat dapat dibagi kedalam banyak sekali jenis nya. Sebagai contoh yaitu batugamping terumbu (Boundstone), batugamping kristalin (Crystaline carbonate), packestone, wackestone dan sebagainya. Batuan karbonat ini sangat penting secara ekonomi sebab didalam batu inilah minyak bumi terdapat. Proses pembentukan batuan karbonat ini dapat terjadi secara insitu (ditempat itu juga yang berarti tidak mengalami transportasi dan termasuk batuan sedimen nonklastis) dan material materialnya berasal dari larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia dimana organisme ikut berperan. Pembentukan batuan karbonat dapat terjadi pula dari butiran rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan ditempat lain (sedimen klastis). Seluruh proses tersebut berlangsung pada lingkungan laut, sehingga praktis terbebas dari detritus asal darat. Jadi batuan sedimen karbonat ini dapat termasuk batuan sedimen klastis maupun nonklastis.

  •    Batuan Sedimen Golongan Silika

    Batuan sedimen yang proses terbentuknya adalah gabungan antara proses organik dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakanya. Pada umumnya terbentuk ditempat itu juga (tidak mengalami transportasi) sehingga termasuk batuan sedimen non klastis. Batuan sedimen golongan silika tersebar hanya sedikit dan terbatas sekali dimuka bumi ini. Contoh batuannya yaitu batu rijang, radiolaria dan tanah diatomea.

  •     Batuan Sedimen Golongan Evaporite


    Batuan sedimen hasil evaporasi/penguapan, terbentuk dilingkungan danau atau laut yang tertutup dan untuk terjadinya batuan ini syaratnya harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Contoh batuan evaporit adalah batu gipsum, anhidrit dan batugaram.

  •    Batuan Sedimen Golongan Batubara

    Batuan sedimen yang terbentuk dari unsur unsur organik, yaitu dari tumbuh tumbuhan, dimana sewaktu tumbuh tumbuhan itu mati dan ambruk segera dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan diatasnya yang tebal sehingga tidak memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batu bara adalah khusus sekali, tetapi pada umumnya diendapkan pada lingkungan rawa.

BATUAN SEDIMEN KARBONAT

    Batuan sedimen karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi lebih dari 55 % terdiri dari mineral mineral atau garam garam karbonat, yang secara umum meliputi batugamping dan dolomit. Proses terbentuknya batuan karbonat ini dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia di mana organisme ikut berperan, atau dapat pula batuan karbonat ini terjadi dari butiran rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik lalu diendapkan di tempat lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa batuan karbonat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu batuan karbonat/batugamping nonklastik dan batugamping klastik. Seluruh proses terbentuknya batugamping klastik maupun non klastik tersebut ber langsung pada lingkungan air laut, jadi praktis bebas dari dedtritus asal darat.

    Pemerian batuan sedimen karbonat hampir sama dengan pemerian batuan sedimen yang lainnya (yang telah dibahas diatas) hanya saja ada perbedaan mengenai istilah saja dalam hal pemerian tekstur ( khususnya pada istilah ukuran butirnya) dan berbeda pula dalam istilah pada komposisi mineralnya untuk batugamping ini.

Perbedaan itu sebagai berikut: Pada tekstur untuk hal ukuran butir memakai istilah Rudite (> 1 mm – 1mm) Arenite (0,062mm – 1mm) , dan Lutite ( < 0,062 mm).

    Pada komposisi mineral untuk istilah Fragmen diganti dengan Allochem, istilah Matrik diganti dengan Mikrit dan istilah Semen diganti dengan Sparit didalam penulisan dilembar diskripsinya. Juga istilah lithic atau pecahan batuan diganti dengan Intraclast. (kalian baca lagi “Menentukan tekstur pada batuan sedimen klas tik dan “Menentukan Komposisi mineral pada batuan sedimen klastik” ). Sedangkan pemerian/ diskripsi untuk batuan karbonat/ batugamping nonklastik adalah sama dengan diskripsi pada batuan sedimen nonklastik lainnya. (lihat contoh diskripsi batuan dihalaman berikutnya).

PERBEDAAN BATUAN SEDIMEN KLASTIS DAN NON KLASTIS

    Apabila itu sedimen nonklastis maka pada umumnya komposisi mineralnya adalah mono mineral dan tidak memperlihatkan perlapisan. Sedangkan apabila itu sedimen klastis maka pada umumnya akan memperlihatkan perlapisan pada bidang tubuh batuan tersebut. Perlapisan dapat kita ketahui dari kenampakkan:

  • Adanya perbedaan warna mineral.
  • Adanya perbedaan ukuran besar butir.
  • Adanya perbedaan komposisi mineral.
  • Adanya perubahan macam batuan.
  • Adanya perubahan struktur sedimen.
  • Adanya perubahan kekompakan/kekerasan Kenampakkan yang disebutkan diatas adalah dalam satu tubuh batuan yang kita amat.

DIAGENESA PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN

DIAGENESA SEDIMEN KLASTIK

  • Pelapukan batuan asal seperti batuan beku, metamorf, ataupun batuan sedimen itu sendiri.
  • Erosi dan Trasnpotasi material hasil pelapukan ke suatu cekungan.
  • Kompaksi sedimen akibat tekanan dari berat beban diatasnya.
  • Sementasi yaitu turunnya material material diruang antar butir sedimen dan mengikat butir butir sedimen satu dengan lainnya.
  • Rekristalisasi yaitu peng kristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atau sebelum diagenesa.
  • Autigenesis yakni terbentuknya mineral baru dilingkungan diagenetik, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen.(Contoh mineral Autigenetik adalah mineral klorite, illite, gipsum, silika, karbonat dan lain lain).
  • Diagenesa juga meliputi Metasomatisme, yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik tanpa pengurangan volume. Contohnya Dolomitisasi pada batuan karbonat yang dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil nya.

DIAGENESA SEDIMEN NON KLASTIK

  • Pelapukan batuan asal seperti batuan beku, metamorf, ataupun batuan sedimen itu sendiri.
  • Kompaksi sedimen akibat tekanan dari berat beban diatasnya.
  • Sementasi yaitu turunnya material material diruang antar butir sedimen dan mengikat butir butir sedimen satu dengan lainnya.
  • Rekristalisasi yaitu peng kristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atau sebelum diagenesa.
  • Autigenesis yakni terbentuknya mineral baru dilingkungan diagenetik, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen.(Contoh mineral Autigenetik adalah mineral klorite, illite, gipsum, silika, karbonat dan lain lain).
  • Diagenesa juga meliputi Metasomatisme, yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik tanpa pengurangan volume. Contohnya Dolomitisasi pada batuan karbonat yang dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil nya.


DAMPAK PELAPUKAN KEMIRINGAN, JARAK DARI SUMBER BATUAN TERHADAP UKURAN BUTIR, BENTUK, PENYORTIRAN, DAN KOMPOSISI DAMPAK KEPADATAN, PENGIKATAN PADA ENDAPAN SEDIMEN DARI ENDAPAN KE BATUAN SEDIMEN





UKURAN BUTIR BATUAN SEDIMEN KLASTIK



TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIS   

    Tekstur batuan sedimen adalah suatu kenampakkan yang berhubungan dengan ukuran butir, bentuk butir serta susunan butir tersebut (Pettijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh semen dan masih ada rongga diantara butirnya. Pembentukan tekstur ini dikonntrol oleh media dan cara transportasinya (Jackson, 1970 ; Reineck and Singh, 1975).

Pembahasan tekstur akan meliputi :

  • 1. Ukuran butir
    Fosil, mineral dan fosil dalam batuan sedimen dianggap sebagai butiran. Pemerian ukuran butirnya didasarkan pada skala Wentworth, 1922 sbb.

  • 2. Pemilahan (Sortasi)
    Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen artinya bila semakin seragam ukuran dan besar butirnya maka pemilahannya semakin baik.

  • 3. Kebundaran (Roundness)
    Kebundaran adalah nilai membulat atau nilai meruncingnya butiran, dimana si fat ini hanya bisa diamati pada batuan sedimen klastik berukuran sedang sampai bongkah.


 A.Menyudut (angular). B.Menyudut tanggung (subangular) C.Membulat tanggung (subrounded)    D.Membulat (rounded)    E.Membulat baik (wellrounded).


  • 4. Kemas (Fabric)


    Kemas yaitu hubungan antar butiran didalam batu tersebut. Didalam batuan sedimen klastik dikenal 2 macam kemas, yaitu:

    • Kemas terbuka (apabila butiran tidak saling bersentuhan/ mengambang dida lam matrik.
    • Kemas tertutup (apabila butiran saling bersentuhan satu sama lainnya).

LANGKAH MENENTUKAN TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIS

  • Amati sampel batuan yang kalian pegang, kemudian ukurlah diameter rata rata dari butiran yang ada dalam batu tersebut, kemudian harga tersebut dimasukkan ke da lam skala Wentwoth, misal akan ketemu dengan kisaran pasir sedang – pasir kasar. Berarti ukuran butir nya telah ketemu berukuran pasir sedang – pasir kasar.
  • Amati keseragaman dari besar butiran tersebut. Karena berukuran pasir sedang – pasir kasar (dari contoh misal) berarti Pemilahan nya sedang.
  • Amati derajad pembundaran dari butiran dalam batu tersebut. Misal ketemu subro unded.
  • Amati kemas nya, misal ketemu Kemas terbuka.

LANGKAH MENENTUKAN TEKSTUR BATUAN SEDIMEN NON KLASTIS

    Berbeda dengan tekstur pada batuan sedimen klastis yang terdiri dari 4 unsur (ukuran butir, pemilahan, kebundaran dan kemas), maka tekstur pada batuan sedimen non klastis hanya langsung dibedakan menjadi dua saja, yaitu apakah batuan sedimen klastis yang diamati bertekstur Kristalin atau bertekstur Amorf.
  • Tekstur Amorf 
 Terdiri dari mineral yang tidak punya bentuk kristal atau amorf (non kristalin).
  • Tekstur Kristalin
    Terdiri dari kristal kristal yang interlocking (saling mengunci) satu sama lain. Pemerian/diskripsi untuk tekstur yang kristalin dapat memakai skala Wentworth Dengan modifikasi, sebagai berikut dibawah ini:

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK

    Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukan struktur sedimen ini dapat terjadi pada waktu bersamaan dengan terbentuknya batuan maupun segera setelah proses pengendapan (Pettijohn and Potter, 1964, RP. Koesoemadinata, 1981). Dengan kata lain, struktur sedimen adalah kenampakkan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar. Studi struktur sedimen paling baik dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975).
    Berdasarkan genesa/ asal nya, struktur sedimen yang terbentuk dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
  • 1. Stuktur Sedimen Primer
    Struktur ini terbentuk saat proses sedimentasi, dengan demikian dapat merefleksikan mekanisme dari pengendapannya. Faktor faktor yang mempengaruhi kenampakkan adanya struktur perlapisan adalah adanya perbedaan warna mineral, perbedaan ukuran besar butir, perbedaan komposisi mineral, perubahan macam batuan, peruba han struktur sedimen, dan perubahan kekompakkan batuan.

Macam macam dari struktur perlapisan adalah sebagai berikut:
    • Masif : bila tidak menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm
    • Perlapisan Sejajar : yaitu bila bidang perlapisan saling sejajar
    • Laminasi : yaitu perlapisan sejajar yang ukuran/ ketebalannya < 1cm. Perlapisan laminasi ini terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.
    • Perlapisan Gradded Bedding : yaitu bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar pada arah vertikal. Terbentuk oleh arus pekat.
    • Mudcrack : retakan lumpur terbentu saat lumpur mengering.
    • Ripple Mark : terbentuk sebagai respons terhadap gerakan arus. Tanda riak simetris. Tanda riak simetri terbentuk jika arus bergerak maju mundur, maju mundur, dan secara bolak-balik, bolak-balik dua arah. Tanda riak tak simetris tanda riak tak simetris terbentuk jika arus konstan dalam arah terbentuk jika arus konstan dalam.
    • Raindrop Imprints and Casts Terbentuk saat tetesan hujan besar jatuh di atas lumpur. Jejak tetesan hujan adalah cekungan yang terbentuk pada permukaan tempat tetesan hujan itu jatuh. Pengecoran tetesan hujan adalah tonjolan yang terbentuk di bagian bawah permukaan tempat tetesan hujan itu jatuh, yang didepositkan di atas permukaan tempat tetesan hujan itu jatuh.
    • Perlapisan Silangsiur : yaitu perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapis an yang berada diatas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat intensitas arus yang berubah rubah.

  • 2. Sekunder
    Struktur sedimen sekunder ialah struktur sedimen yang terbentuk sesudah sedimentasi Atau sebelum diagenesa atau pada waktu diagenesa. Struktur ini merefleksikan keada an lingkungan pengendapannya, misalnya keadaan dasr cekungan, lereng dan lingkungan organisnya.

Contoh struktur sedimen sekunder sebagai berikut :

    • Struktur cetak beban.
    • Struktur rekah kerut.
    • Jejak binatang, gelembur gelombang.
    • Cetak beban terjadi akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastis.
    • Gelembur gelombang terjadi akibat pergerakan angin atau air.
    • Rekah kerut pada permukaan bidang perlapisan terjadi akibat proses penguapan.
    • Bekas jejak binatang, dapat sebagai bekas rayapan, tempat berhenti binatang.
  • 3. Organik.
    Struktur sedimen organik adalah struktur sedimen yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti: molusca, cacing atau binatang lainnya. Contoh struktur organik ini ialah: struktur kerangka, struktur laminasi pertumbuhan.

Bentuk-Bentuk Lapisan Sedimen 

Pembagian Lapisan Berdasarkan Ketebalannya (Mc. Kee & Weir, 1953

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk dari proses reaksi kimia ataupun kegiatan organik. Penentuan struktur berdasar pengamatan sampel batuan ataupun dilapangan lalu didiskripsikan berdasarkan kenampakkannya pada tubuh batuan tersebut dan dikom pilasi/ kesebandingan dengan contoh gambar struktur yang ada dibuku pustaka. Macam struktur yang penting pada batuan sedimen non klastik antara lain:
  • Struktur Fossiliferous: ialah struktur yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau kom posisi yang terdiri dari fosil (terdapat pada batuan sedimen organik).
  • Struktur Oolitik: ialah struktur dimana suatu fragmen klastik diselubungi oleh mine ral nonklastik, bersifat konsentris dengan diameter berukuran < 2mm.
  • Struktur Pisolitik: sama dengan Oolitik tetapi ukuran diameternya > 2mm.
  • Struktur Konkresi: sama dengan Oolitik tetapi tidak menunjukkan sifat konsentris.
  • Struktur Cone in Cone: struktur pada batu gamping kristalin yang menunjukkan pertumbuhan kerucut per kerucut.
  • Struktur Bioherm: struktur yang tersusun oleh organisme murni dan bersifat insitu.
  • Struktur Biostrome: seperti Bioherm tetapi bersifat klastik/ berlapis. Bioherm dan Biostrome merupakan struktur luar yang hanya tampak dilapangan.
  • Struktur Septaria: Sejenis struktur konkresi, tetapi mempunyai komposisi lempung an. Ciri khasnya adanya rekahan rekahan yang tidak teratur akibat penyusutan ba han bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi, kemudian celah celah yang terbentuk terisi oleh kristal kristal karbonat berukuran kasar.
  • Struktur Geode: banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga rongga yang terisi oleh kristal kalsit atau kwarsa yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut.
  • Stuktur Stylolit: merupakan hubungan antar butir yang bergerigi.


KOMPOSISI MINERAL BATUAN SEDIMEN

KOMPOSISI MINERAL BATUAN SEDIMEN KLASTIK


    Komposisi mineral dari batuan sedimen klastis dalam diskripsi/pemeriannya kita amati dalam 3 komponen yang ada dalam batu tersebut. Ketiga bagian tersebut adalah fragmen, matrik, dan semen.
  • Fragmen
    Fragmen adalah bagian butiran yang ukurannya paling besar dan dapat berupa pecahan pecahan batuan , mineral, fosil, atau zat organik lainnya.
  • Matrik
    Matrik adalah bagian butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan terletak diantara fragmen sebagai massa dasar. Matrik dapat berupa pecahan batuan, mine ral atau fosil yang berukuran lebih kecil dibandingkan fragmen
  • Semen
    Semen adalah bukan butiran, tetapi material pengisi rongga antar butir dan sebagai Bahan pengikat diantara fragmen dan matrik. Bentuknya amorf atau kristalin. Semen yang lazim adalah: - semen karbonat (kalsit , dolomit ) dicirikan bila ditetesi Hcl akan membuih - semen silika (kalsedon , kwarsa ) dicirikan berwarna terang - semen oksida besi (limonit, hematit, siderit) berwarna gelap atau kemerahan

    Pada batuan sedimen klastik dedtritus halus (contoh: batulempung, lanau, dan serpih) maka semen tidak harus ada karena butiran dapat saling terikat oleh kohesi masing masing batuan.

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

    Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik sangat penting di diskripsikan, karena sangat menentukan dalam penamaan batuannya. Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya hanya terdiri dari satu atau dua macam mineral.
  • Batugamping nonklastik hanya terdiri dari mineral kalsit dan atau dolomit.
  • Batu rijang atau batu chert komposisinya mineral kalsedon.
  • Batu gypsum komposisinya mineral gypsum.
  • Batu anhidrite komposisinya mineral anhidrite. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar