PENGENALAN DAN TIPS CENTERING CEPAT

Konten [Tampil]


 


DEFINISI

    Centering adalah menepatkan sumbu I (sumbu vertikal) theodolite segaris dengan garis gaya berat yang melalui titik tempat berdiri alat (berupa paku atau titik silang pada brass tablet).

PERALATAN DAN BAHAN

Theodolite

    Theodolite merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.

Statif

    Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga theodolite dengan ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya runcing agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat alat itu berdiri. Statif ini biasa juga disebut dengan Tripod.

Patok kayu/Paku

    Pakung Patok kayu/Paku Payung yang terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan untuk memberi tanda batas yang bersifat sementara pada saat pengukuran.

Unting-unting

    Unting-unting ini melekat dibawah penyetel kaki statif, unting-unting ini berfungsi sebagai tolak ukur apakah theodolite tersebut sudah berada tepat di atas patok.


MACAM-MACAM CENTERING

Centering Unting-Unting

    Centering yang menggunakan unting unting yang melekat dibawah penyetel kaki statif dan berfungsi sebagai tolak ukur apakah theodolite tersebut sudah berada tepat di atas patok dan apakah siap untuk memulai pengukuran. Kelemahan metode ini agak sulit dilakukan dalam kondisi di lokasi pengukuran bertiup angin yang cukup dan sangat kencang.

Centering Optis

    Centering yang dilakukan dengan seperangkat optik yang ada pada, titik target pada sistem centering digunakan untuk menempatkan poin/patok yang jadi acuan pengukuran. Untuk melakukan dan mengetahui alat theodolite sudah centering atau belum dapat melihat pada teleskop centering optis. Teleskop centering optis pada beberapa alat melekat pada Tribach, tetapi ada beberapa juga yang sudah menjadi satu dengan body theodolite. Kelebihan centering metode ini dibandingkan dengan metode mekanik /unting – unting, lebih tepat dan akurat serta tidak dipengaruhi oleh angin yang bertiup, yang menyebabkan unting – unting selalu bergerak – gerak.

PERSYARATAN ALAT UKUR THEODOLIT

  • Sumbu tegak (sumbu-I) harus benar-benar vertikal.
Bila sumbu tegak miring maka lingkaran skala bacaan tidak lagi mendatar. Hal ini berarti sudut yang diukur bukan merupakan sudut mendatar. Gelembung nivo yang terdapat pada lingkaran skala mendatar ditengah dan gelembung nivo akan tetap berada ditengah meskipun theodolit diputar mengelilingi sumbu tegak. Bila pada saat theodolit diputar mendatar dan gelembung nivo berubah posisi tidak ditengah lagi, maka berarti sumbu-I tidak vertical, ini disebabkan oleh kesalahan sistim sumbu yang tidak benar, atau dapat juga disebabkan oleh posisi nivo yang tidak benar.
  • Sumbu II harus benar-benar mendatar
  • Garis bidik harus tegak lurus sumbu mendatar Untuk memenuhi syarat kedua dan ketiga lakukan langkah-lankah sebagai berikut:
 Gantungkan unting-unting pada dinding. Benang diusahakan agar tergantung bebas (tidak menyentuh dinding atau lantai) Setelah sumbu tegak diatur sehingga benar-benar tegak, garis bidik diarahkan ke bagian atas benang. Kunci skrup pengunci sumbu tegak dan lingkaran skala mendatar. Gerakkan garis bidik perlahan-lahan ke bawah Bila sumbu mendatar tegak lurus dengan sumbu tegak dan garis bidik tegak lurus dengan sumbu mendatar maka garis bidik akan bergerak sepanjang benang unting-unting ( tidak menyimpang dari bidikan benang).
  • Mengatur Sumbu Tegak
Setelah syarat pertama, kedua dan ketiga dipenuhi maka arahkan garis bidik ketitik yang agak jauh.
Ketengahkan gelembung nivo lingkaran skala tegak
Baca lingkaran skala tegak, missal didapat bacaan sudut zenith z.
Putar teropong 1800 kemudian dikembalikan garis bidik ke titik yang sama
Periksa gelembung nivo lingkaran skala tegak, ketengahkan bila belum terletak di tengah
Baca lingkaran skala tegak, missal z’. Bila bacaan z’ = 360-z, maka salah indeks adalah 0 

TAHAP CENTERING

  • Menyentring lensa pada theodolite ke patok yang ada dibawahnya. Maka saat meletakkan alat theodolite pada statif, usahakan statif tegak lurus pada patok dibawahnya.


  • Mengatur apakah alas theodolite sudah horizontal. Caranya dengan menaik turunkan ketiga kaki statif.
  • Memutar ketiga sekrup yang ada di theodolite. Sekrup ini diberi nama A, B dan C. Sekrup AB diputar secara bersamaan, jika sekrup A diputar ke dalam maka sekrup B pun harus diputar kedalam. Setelah sekrup A dan B, putar sekrup C sendiri hingga gelembung berada di tengah. Kemudian putar alat theodolite kesembarang arah untuk memastikan bahwa alat sudah benar benar datar dengan melihat apakah gelembung nivo masih tetap ditengah atau tidak, apabila tidak ditengah maka ulangi lagi dari awal. Setelah melakukan penyentringan, tahap selanjutnya adalah menembak titik atau target yang di amati.
Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung nivo bergeser  ke arah garis sekrup C (lihat gambar dibawah). Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ke tengah.


    Bila alat dilengkapi dengan dua nivo yaitu nivo kotak dan tabung, maka setelah menyetel nivo kotak dilakukan penyetelan nivo tabung dengan cara :

  • Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup AB.
  • Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga gelembung nivo bergeser ke tengah.
  • Putarlah teropong 90° ke arah garis sekrup C.
  • Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ke tengah-tengah.


STEP BY STEP CENTERING

Tahapan dalam Melakukan Centering Unting-Unting
  • Gantungkan unting-unting pada kaitan (bagian tengah kepala statip),
  • Agar lebih diperhatikan, jarak antara unting-unting dengan titik atau patok tidak terlalu jauh (sekitar 5 mm). Gangguan utama pada pengaturan alat adalah faktor angin yang dapat menggoyangkan unting-unting.
  • Kombinasikan theodolite dan statif, kemudian kunci dengan sekrup peanut. Pasang alat diatas titik/patok. Buka kaki statif sehingga posisi sumbu mendatar (sb-II) setinggi mata. Atur kaki statif agar kepala statif mendatar.
  • Angkat statif tanpa merubah kedudukan sebelumnya dan unting mendekati ujung titik/patok.
  • Tancapkan kaki statif secukupnya.
  • Buat posisi kepala statif mendatar dengan menaik turunkan kaki statif.
  • Atur sumbu tegak agar vertikal dengan bantuan sekrup penyetel dan niv alhidade.
  • Menempatkan unting agar tepat diatas titik/patok dilakukan dengan menggeser alat. 
Tahapan dalam Melakukan Centering Optis
  • Atur alat diatas titik patok setinggi bahu. Posisi antara ketiga kaki statif simetris. Bila perkiraan kepala statif telah berada diatas titik/patok, injak kaki-kaki statif. Gabungkan alat theodolite dengan kepala statif, lalu kunci. 
  • Atur lingkaran pengunting optis dengan menggerakan ketiga sekrup penyetel klap agar lingkaran tersebut mendekati ujung titik/patok.
  • Tengahkan gelembung nivo dengan cara menaik turunkan kaki-kaki statif. Periksa melalui pengintai optis apakah kedudukan lingkaran masih dalam posisi sebelumnya.
  • Apabila bergeser, gerakan theodolite agar lingkaran tersebut berada diatas titik/patok.
  • Tengahkan nivo tabung alhidade dengan mengatur satu dua skrup penyetel.
  • Putar alat arah 900 dan 1800, perhatikan pergeseran nivo tabung alhidade.
  • Bila terjadi pergeseran gelembung nivo, lakukan penyetelan dengan skrup. Alat dianggap siap pakai bila diputar lebih dari 3600 posisi gelembung nivo tabung alhidade telah stabil (berada di tengah).

AKURASI KETELITIAN

    Tingkat kehati-hatian centering bergantung pada keseluruhan akurasi yang ingin dicapai dari pengamatan dan panjangnya pengukuran. Jika tujuan pengukurannya pembuatan peta, skala peta akan menunjukkan tingkat ketelitian centering tersebut. 

    Sebagai contoh : untuk peta berskala 1: 1000, maka 1 meter di lapangan akan tergambar lebih kurang 1 mm di peta. Jadi, dalam kasus ini, jika kesalahan centering 5 mm menjadi tidaklah berarti. Tetapi, dalam kasus lain, misalnya survei rekayasa yang menuntut ketelitian tinggi, kesalahan centering  2 – 3 mm dinilai terlalu kasar. Ketelitian dan kecepatan centering optis dan unting-unting baca. Pada Wild T2, centering optis mencapai ketelitian  0,5 mm sedangkan centering unting-unting 2 mm. Kecepatan centering tergantung pada keterampilan pengukurnya, medan, serta cuaca.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar