PENGUKURAN JARAK LANGSUNG TERESTRIS

Konten [Tampil]


 


DEFINISI

    Sebelum memulai pengukuran jarak langsung, kita harus mengetahui makna dan arti dari jarak. Jadi, jarak dalam ilmu ukur tanah adalah mendapatkan suatu besaran panjang antara 2 titik di permukaan tanah dalam keadaan mendatar. Cara melakukan pengukuran jarak dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu pengukuran pita ukur (langsung), pengukuran jarak optis (tidak langsung), dan pengukuran jarak elektronik.

    Pengukuran jarak langsung adalah pengukuran yang dilakukan berjarak pendek saja sekitar 50 m. Alat yang dilakukan pada pengukuran ini hanyalah pita ukur saja. Caranya yaitu dari titik awal pita ukur tersebut ditarik sampai titik yang ingin diketahui jaraknya. Pengukuran jarak langsung merupakan pengukuran jarak 2 titik yang mempunyai ketinggian relatif sama yang dilakukan dengan membentangkan pita ukur dengan tegangan secukupnya.

PERALATAN DAN BAHAN

Jalon

    Jalon adalah  tongkat  dari  pipa besi dengan  ujung  runcing  (seperti  lembing) panjang  antara  1.5 m sampai 3 m,  diameter  pipa  antara  1.5 cm  sampai  3 cm  dicat  merah dan  putih berselang-seling. Jalon  ini  berguna  pada  pelurusan  dan  untuk  menyatakan adanya suatu titik dilapangan pada jarak jauh.

Pen Ukur

    Pen ukur terbuat dari baja, memiliki ujung runcing menyerupai patok, bagian atasnya berbentuk lingkaran, dan  memiliki panjang 50 cm dengan diameter lingkaran 8 cm. Berfungsi untuk memberi tanda titik sementara di lapangan.

Pita Ukur

    Meteran atau pita ukur biasanya berbentuk seperti pita yang memiliki panjang tertentu. Meteran juga bisa disebut dengan rol meter karena saat disimpan atau dalam keadaan tidak digunakan, meteran akan digulung atau dirol. Fungsi dari meteran yaitu untuk mengukur panjang dan jarak. Biasanya satuan yang digunakan terdapat 2 ukuran yaitu ukuran satuan metrik (mm, cm, m) dan satuan inggris (inch, feet, yard). Pembacaan angka 0 ada yang dibaca tepat diujung meteran dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu di ujung meteran.

    Cara menggunakan meteran cukup dengan merentangkan meteran dari suatu titik ke titik lainnya pada suatu objek bidang yang akan diukur. Untuk mendapatkan hasil yang valid, ada baiknya dilakukan oleh dua orang dimana salah satu berada pada titik awal atau angka 0 dan yang lain bergerak menuju titik akhir perhitungan sekaligus membaca angka pada meteran pada titik tersebut. 

MACAM JENIS PITA UKUR

    Berikut penulis sajikan beberapa jenis pita ukur yang sering digunakan untuk pengukuran jarak langsung dan masing-masing pita ukur mempunyai keunggulan sendiri-sendiri.

Pita Ukur Kait

    Terbuat kain linen yang dilapisi plastik atau tidak dilapisi, kadang diperkuat dengan benang serat.Kekurangannya mudah putus dan tidak tahan air.

Pita Ukur Baja 

    Terbuat dari baja dan kualitas tinggi kira-kira 0.4 mm, lebih presisi dan lebih stabil, awet dan tahan air, cocok untuk pengukuan ketelitian tinggi.

Pita Ukur Fiberglas

    Terbuat dari fiberglass yang dilapisi PVC, aman dipakai dengan alat listrik, awet, tidak mudah bengkok, mudah dibersihkan, dan tahan air, material mudah memuai dan menyusut sehingga ketelitian rendah.

Pita Ukur Komposit (Baja/Plastik)

    Terbuat dari strip baja tipis yang dilapisi bahan PVC, lebih presisi dibandingkan pita fiberglass, lebih tahan terhadap variasi suhu dan tegangan.

Pita Ukur Invar

    Pita ukur yang paling teliti, terbuat dari 35% nikel dan 65% baja, koefisien muai susutnya 1/10 dari pita baja. harga mahal dan mudah rusak.


TAHAPAN PENGUKURAN JARAK LANGSUNG

    Tahapan dalam melakukan pengukuran jarak langsung biasanya tergantung dari lokasi yang akan diukur, seperti bidang/medan yang mendatar, miring, dan lokasi yang terhalang oleh sesuatu, seperti bangunan, kolam, pohon, dll. Namun, secara umum langkah-langkah dalam pengukuran jarak langsung sebagai berikut :

  • Menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk memulai pengukuran.
  • Menentukan titik yang akan diukur. Untuk menentukan titik yang akan diukur dapat dilakukan secara manual.
  • Menancapkan jalon di titik yang sudah dibuat.
  • Pelurusan.

    Pelurusan harus dilakukan jika panjang jarak yang akan diukur lebih panjang dari pita yang digunakan. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu mengukur jarak/membentangkan meteran benar-benar lurus pada jalur antar dua titik yang akan diukur jaraknya. Pelaksanaan pengukuran jarak langsung minimal dilakukan oleh 2 orang, dengan tugas orang pertama memegangi bagian titik awal atau angka 0 pada pita ukur, sedangkan orang kedua bertugas untuk bergerak menuju titik akhir perhitungan sekaligus membaca angka pada meteran di titik tersebut. Usahakan kedua orang tersebut paham dan mengerti cara pembacaan pita ukur.

    Misalkan saja akan dilakukan pelurusan antara titik P dan Q, pada titik P dan Q masing-masing didirikan rambu J1 dan J2. Orang pertama berdiri di belakang salah satu jalon (dalam contoh di belakang rambu J2). Orang kedua berdiri diantara jalon J1 dan J2 sambil membawa jalon J3. Dengan melihat jalon J2 dan J1 orang pertama memberi aba-aba kepada orang kedua agar bergerak ke kiri – ke kanan, sampai jalon J3 lurus pada garis J2-J1, setelah lurus, kemudian jalon ditancapkan. Cara sama dilakukan pada jalon J4, begitu seterusnya kalau memang jarak masih panjangMisal akan diukur jarak antara titik A dan Titik B, seperti pada gambar berikut.



Pelaksanaan Pelurusan

  • Tancapkan jalon di titik A dan di titik B.
  • Orang ke-1 berdiri di belakang jalon di titik A dan orang ke-2 dengan membawa jalon disekitarnya di titik a, dengan petunjuk orang ke-1, orang ke-2 bergeser ke kanan/ke kiri sampai dicapai orang ke-2 di a, bahwa jalon di A di a dan jalon di B tampak jadi satu/ berimpit kemudian jalon di a diganti dengan pen ukur. Hal tersebut dilakukan di titik-titik b, c, dan seterusnya.
  • Bentangkan  pita  ukur  dari A  ke  a, dengan skala  0  m, kemudian diimpitkan  pada  titik  A  dan  pada  saat skala pita ukur tepat di titik a, baca dan catat, misalnya terbaca “d1 m”.
  • Lakukan hal yang sama antara a ke b, misal terbaca “d2 m”. Hal ini dilakukan terus sampai ke bentangan antara c ke b.
  •  Jarak AB adalah penjumlahan dari jarak-jarak tadi ; AB = d1+d2+d3+d4.
  • Pengukuran jarak dilakukan dua kali, dari A dan B disebut pengukuran persegi dan pengukuran pulang dari B ke A.
  • Jarak AB adalah jarak rerata pengukuran persegi dan pengukuran pulang.
  • Pendataran pita.  Ada kalanya jarak yang akan diukur mempunyai kemiringan. Penarikan pita harus diusahakan bahwa dalam satu bentangan pita ukur dan harus benar-benar horizontal
  • Pemberian tegangan. Pemberian tegangan umumnya dilakukan pada pita ukur yang terbuat dari baja atau fiber. Caranya dengan menarik meteran dikedua ujungnya dan diusahakan datar, salah satu ujungnya dikaitkan dengan alat pengukur tegangan. Tegangan yang diberikan umumnya 10, 12, 15, 20, atau 25 lb.
  • Menandai pita. Menandai pita dilakukan dengan cara menancapkan pen ukur di lapangan di ujung akhir pita yang ditarik lurus dan menyentuh jalon pada jalur pelurusan dan sudah diberi tegangan. Begitu selanjutnya sampai mendekati titik akhir (ujung) dari titik yang jaraknya akan diukur.
  • Membaca pita. Membaca pita cukup dilakukan pada akhir penarikan pita, yaitu pada mulai dari pen ukur terakhir sampai titik akhir. Pembacaan dilakukan sampai fraksi terkecil sesuai dengan skala terkecil pembacaan pita ukur.
  • Mencatat jarak. Mencatat jarak merupakan proses akhir dari pengukuran jarak dengan pita ukur. Jarak yang dicatat di lapangan diperoleh dari hasil perhitungan.
  • Namun, jika pengukuran jarak langsungnya terhalang oleh bangunan, ada beberapa metodenya. Misalnya akan dilakukan pengukuran jarak langsung yang terhalang bangunan seperti gambar di bawah ini.

Pelaksanaan Pengukuran Jarak

Pelaksanaan Pengukuran

  • Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.
  • Tancapkan jalon di titik P dan Q.
  • Buat garis sembarang P-R yang tidak terhalang bangunan.
  • Tentukan titik A pada garis P-R yang tegak lurus terhadap titik Q dengan perbandingan 3:4:5.
  • Melalui titik A dibuat siku-siku dengan perbandingan 3:4:5.
  • Ukur jarak P-S, P-A, Q-A.
  • D PSS’ – D PAQ maka, PS:PA = SS’ : QA
  • PS . QA = PA . SS’
  • SS’ =  PS . QA/PA
  • Melalui titik SS ukur jarak SS’ hasil hitungan. Dengan demikian titik SS’ telah segaris dengan titik P dan Q. Demikian pula untuk menentukan letak titik N’ dengan cara :
  • PN : PA = NN’ : QA
  • NN’ = PN . QA/PA




    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar