MENGENAL MACAM DAN CARA PENGUKURAN POLIGON TERBUKA TERIKAT SEMPURNA

Konten [Tampil]


 


DEFINISI

    Poligon (poly = banyak, gonos = sudut) adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik di permukaan bumi. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik. Tujuan pengukuran poligon untuk menentukan koordinat titik-titik ikat (kontrol) pengukuran (Kusumawati, 2014).
    Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran lapangan. Poligon dapat dijadikan sebagai kontrol jarak dan sudut, basis titik untuk pengukuran selanjutnya, serta memudahkan perhitungan pada plotting peta. Selain itu, poligon juga sebagai dasar untuk tempat pelaksanaan pengukuran yang lainnya (Kusumawati, 2014).
    Poligon jenis ini memiliki karakteristik yaitu titik awal dan akhir pengukuran tidak sama. Pengukuran poligon terbuka memerlukan pengulangan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan. Poligon terbuka terbagi menjadi poligon tidak terikat, poligon terikat sebagian, terikat sempurna. Poligon terikat sebagian terbagi menjadi poligon terikat sebagian koordinat dan poligon terikat sebagian azimut (Kusumawati, 2014).

JENIS-JENIS POLIGON TERBUKA

Poligon Terbuka

    Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik). Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun irigasi, tetapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. Namun, tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Untuk yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam dan sudut luar seperti pada tertutup. Jadi, pengukuran di mulai dari titik awal, tetapi tidak kembali ke titik awal.

Macam-Macam Poligon Terbuka

  • Poligon Terbuka Terikat Sempurna

Poligon yang diawal terikat 2 BM dan diakhir terikat 2 BM

  • Poligon Terbuka Terikat Sebagian

Poligon yang BM nya terikat diawal saja sebanyak BM acuan 1 dan BM acuan 2 

  • Poligon Terbuka Tidak Terikat (Lepas/Bebas)

Poligon yang tidak menggunakan BM. Jadi, koordinatnya menggunakan koordinat lokal

Poligon Terbuka Terikat Sempurna

    Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan pengukuran poligon terbuka terikat sempurna. Poligon terbuka terikat sempurna adalah poligon yang diawal terikat 2 BM dan diakhir terikat 2 BM.

    Untuk yang membedakan poligon terbuka dan tertutup adalah dari titik ikatnya. Ketika kita melakukan pengukuran poligon tertutup, titik ikat akhir kita akan kembali lagi ke titik ikat awal. Pada poligon terbuka, hal itu tidak dilakukan karena titik ikat awal dan titik ikat akhirnya berada di letak yang berbeda, lalu dengan letaknya yang berbeda, apa kegunaan dari poligon terbuka? Kenapa ada 2 jenis poligon? Kenapa kita melakukannya secara berbeda? Pasti ada penyebabnya, apa itu penyebabnya? Penyebabnya adalah ketika kita melakukan pengukuran di suatu area yang areanya itu memanjang dan tidak berada di suatu luasan yang ditentukan secara luas, tetapi lebih condong ke memanjang, kita bisa membayangkan seperti apa bentuk jalan raya dan jalan protokol, kemudian kita bisa membayangkan sungai yang panjang. Namun, tidak mungkin ketika kita melakukan pengukuran disana, kita membuat poligon lalu kembali ke titik awal, hal tersebut terlalu membuang waktu, sehingga dibutuhkan banyak waktu dan biaya. Dengan demikian, hal yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran poligon terbuka terikat sempurna.

TAHAPAN PENGUKURAN POLIGON TERBUKA TERIKAT SEMPURNA

Menyiapkan Alat Pengukuran

Pengecekan alat

    Pengecekan alat dilakukan untuk mengetahui apakah alat tersebut dalam keadaan terkalibrasi atau tidak, apakah sistem alatnya itu bekerja dengan sempurna, seperti fokus dari lensa objektif, fokus dari benang silang, fungsi pengunci horizontal, fungsi pengunci vertikal, dan sebagainya. Pastikan membawa alat ini beserta box yang standar pula karena ketika melakukan pengukuran kita tidak tahu apa yang akan terjadi di lapangan, sehingga bisa saja tiba-tiba terjadi hujan, lalu dengan terpaksa harus menghentikan praktikum tersebut.

Survei Rintis

    Setelah kita menyiapkan alat dan mengeceknya dari lab, kita melakukan survei rintis. Apa itu survei rintis? Survei rintis adalah kita melakukan survei pendahuluan. Survei pendahuluan ini dilakukan jelas sebelum kita melakukan pengukuran, fungsinya apa? Fungsinya untuk kita lanjut ke tahap selanjutnya yaitu penentuan titik. Pada survei rintis ini kita akan melihat banyak kondisi di lapangan, apakah ada pohon yang menutupi penglihatan kita, ada jalan yang sedang diperbaiki, penutupan jalan, dan segala macamnya. Jika ada gangguan-gangguan yang mungkin terjadi, bisa diprediksi saat kita melakukan pengukuran di lapangan.

Penentuan Titik

    Ketika kita sudah mengetahui kondisi di lapangan, maka kita bisa menentukkan penempatan titik di lapangan. Titik tersebut perlu dipikirkan dengan berbagai aspek karena kita perlu mempertimbangkan setiap titik itu mempunyai kesalahan, seperti yang kita semua ketahui. Ketika kita memasang 3 titik dan tercipta sudut lancip, hal itu akan menimbulkan kesalahan yang besar, daripada sudut yang sifatnya tumpul. Selain itu, jumlah titik juga berpengaruh karena seperti yang kita ketahui, koreksi itu bergantung pada jumlah titik artinya kesalahan juga bergantung pada jumlah titik, maka semakin banyak titik, semakin banyak kesalahan yang terjadi atau tercatat.

Sketsa Pengukuran

    Setelah kita melakukan penentuan titik, kita bisa menggambar sketsa pengukuran. Sketsa pengukuran digunakan untuk menentukkan sudut jurusan, maka padapoligon terbuka kita lebih mengenal sudut kanan dan sudut kiri. Ketika kita melakukan pengukuran ke arah timur maka sudut kanannya merupakan sudut yang berada di sebelah selatan dan sudut kirinya adalah sudut yang berada di sebelah utara.
    Dengan demikian, setelah kita sudah mengetahui sudut kanan dan sudut kiri diharapkan kita dapat mengetahui atau menyepakati sudut mana yang akan kita gunakan ketika kita melakukan perhitungan, contohnya ketika kita melakukan operasi hitung pengurangan bacaan muka dan bacaan belakang, kita tidak akan kaget ketika hasil yang didapatkan itu berbeda-beda, contohnya ketika mengurangi bacaan belakang dikurangi bacaan muka yang akan didapatkan adalah sudut yang besar, dalam artian lebih dari 180 derajat. 
 Setelah itu kita melakukan pengurangan di titik yang selanjutnya ternyata hasilnya kurang dari 180 derajat, diharapkan kita tidak bingung oleh sudut yang besar dan yang satunya lagi kecil, kemudian sudut dalam dan sudut luar. Dalam pengukuran poligon terbuka, tidak ada sudut dalam dan sudut luar, adanya sudut kanan dan sudut kiri seperti gambar dibawah ini, maka kita bisa mengetahui sudut di titik BM 2 ini lebih besar dan sudut di titik 1 ternyata lebih kecil, contohnya seperti itu.


Pembacaan Sudut Biasa dan Luar Biasa

    Untuk teknis pelaksanaan di lapangannya, ketika kita sudah menentukkan titiknya dan sudah mengetahui dimana titk awal akan berdiri, contohnya saja di titik acuan yang pertama saya namakan BM 1 dan BM 2, untuk yang diakhir adalah BM 3 dan BM 4, dan ditengah-tengahnya ada titik 1 dan titik 2. Disaat kita melakukan pengukuran, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mendirikan alat di BM 2, kemudian untuk yang pertama, kita menembak BM 1 dengan bacaan biasa, lalu dilanjutkan menembak titik 1 dengan bacaan biasa. Setelah menembak atau membidik titik 1 dengan bacaan biasa, langkah selanjutnya adalah kita melakukan pembidikan pada titik 1 menggunakan bacaan luar biasa dan dilanjutkan yang terakhir membidik BM 1 dengan bacaan luar biasa. Ulangi langkah tersebut hingga sampai di titik akhir dan jika pengukuran sudah sampai mendirikan alat di BM 3 itu artinya pengukuran kita sudah selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar