BATUAN BEKU

Konten [Tampil]

GOLONGAN BATUAN BEKU

Penggolongan batuan beku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu

1. Berdasarkan genetik batuan.

2. Berdasarkan senyawa kimia yang terkandung

3. Berdasarkan susunan mineraloginya


A. Batuan Beku Ekstrusif 

Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan bumi baik di darat maupun di bawah muka air laut. Pada saat mengalir di permukaan massa tersebut membeku relatif cepat dengan melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler). Magma yang keluar di permukaan atau lava setidaknya ada 2 jenis: Lava Aa dan Lava Pahoehoe. Lava Aa terbentuk dari massa yang kental sedangkan lava Pahoehoe terbentuk oleh massa yang encer.


B. Batuan Beku Intrusif 

Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Ukuran mineralnya kasar, > 1 mm atau 5 mm. Magma yang mengintrusi di kerak pada kedalaman yang dangkal (<1 km) sering disebut sebagai intrusi hipabasal. Sedangkan istilah pluton digunakan untuk tubuh intrusi yang lebih besar dan lebih dalam

1. Berbentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak diketahui batas bawahnya. Yang memiliki penyebaran > 100 km2 disebut batolith, yang kurang dari 100 km2 dikenal dengan stock sedangkan yang lebih kecil dan relatif membulat disebut boss. Ketiganya merupakan peristilahan dalam batuan plutonik.

2. Intrusi berbentuk tabular yang memotong struktur setempat (diskordan) disebut dyke/korok sedangkan yang konkordan mengikuti bidanperlapisan disebut sill atau lacholit kalau cembung ke atas, sedangkan jika cembung ke bawah pada bagian atasnya disebut sebagai lopolith.

3. Intrusi berdimensi kecil dan membulat sering dikenal dengan intrusi silinder atau pipa

PENGERTIAN MAGMA

    Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile, bersuhu antara 900 ° - 1200 °C atau lebih dan berasal dai kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas (F.F. Grouts, 1947; Tumer dan verhogen 1960, H. Williams, 1962). Dalam Dally (1933), Winkler (1957), Vide W. T. Huang (1962), berpendapat bahwa magma asli (primer) bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi magma yang bersifat lain. Sedangkan Bunsen (1951), dan W. T. Huang (1962) mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis magma primer, yaitu basaltis dan granitis dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain. 

KOMPOSISI MAGMA

  • Senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan senyawa oksida dalam magma terdiri dari SiO2, Al2O9, Fe2O9, FeO, MnO, CaO,Na2O,K2O, TiO2, dan P2O5.
  • Senyawa volatil terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCL, H2S, SO2, dsb.
  • Unsur-unsur lain atau unsur jejak Rb, Ba, Sr, Ni, Co, V, Li, Cr, S, Pb.

AFINITAS MAGMA

    Afinitas magma adalah perbandingan silika dan alkali dalam batuan beku dan dapat dikelompokkan berdasarkan perbandingan tersebut. Aspek yang mempengaruhi afinitas adalah oksida kimianya dari perbandingan alkali dan silika dan setting tectonic. Afinitas magma lebih banyak terkait dengan magma series. 
    Afinitas magma atau magma series dapat terbagi ke dalam dua kelompok yaitu alkaline dan subalkaline. Batuan alkaline kaya akan alkali dan biasanya tidak jenuh dengan silika. Sedangkan, batuan subalkaline jenuh akan silika. Golongan subalkaline terbagi lagi menjadi calc-alkaline dan tholeiitic. Batuan tholeiitic lebih menunjukkan pengkayaan unsur Fe dibanding Mg daripada batuan calc-alkaline dan umumnya variasi silikanya lebih sedikit. Golongan calc-alkaline lebih menunjukkan pengkayaan silika dan alkali. Afinitas magma dapat dikaitkan dengan setting tektonik yang berpengaruh pada pembentukannya. Berikut adalah klasifikasi setting tectonic berdasarkan afinitas magma menurut Wilson, 1989. 

Peccerillo dan Taylor, (1976) mengelompokkan jenis magma berdasarkan kandungan potassium (K2O) dan silika (SiO2) menjadi empat golongan seperti pada gambar dibawah. 

EVOLUSI PADA MAGMA

Evolusi Magma dapat berubah menjadi magma lain oleh proses-proses :
  • Hibridisasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma yang berlainan.
  • Sinteksis : pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping.
  • Anateksis : proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar.

DIFERENSIASI MAGMA

    Diferensiasi magmatik  adalah semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi massa batuan beku dengan komposisi yang bervariasi.
Proses proses diferensiasi magmatik meliputi : 
  • Fraksinasi
    Proses di mana mineral-mineral mengkristal dari magma saat magma mendingin dan mengeras. Mineral-mineral yang berbeda mengkristal pada suhu yang berbeda, sehingga saat magma mendingin, mineral-mineral akan mulai terbentuk dan mengendap dari magma. 
  • Crystal Settling/Gravitational Settling
Merupakan pengendapan kristal-kristal berat mengandung Ca, Mg, dan Fe oleh gravitasi yang akan memperkaya magma pada bagian dasar waduk. Disini mineral silikat berat akan terletak dibawah mineral silikat ringan

  • Liquid Immiscibility
    Proses pemisahan magma menjadi dua atau lebih cairan yang tidak dapat dicampur. Hal ini terjadi ketika magma mengandung komponen kimia yang berbeda yang tidak dapat dicampur dengan baik. Saat magma mendingin, komponen-komponen ini dapat terpisah menjadi cairan yang berbeda, yang kemudian dapat mengkristal menjadi mineral-mineral yang berbeda.

  • Crystal Flotation
    Proses di mana kristal-kristal ringan, seperti natrium dan kalium, naik ke atas ke dalam kamar magma saat magma mendingin. Hal ini terjadi karena kristal-kristal ini kurang padat dari magma sekitarnya, sehingga mereka mengapung ke atas. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan batuan beku berlapis, di mana komposisi mineral yang berbeda ditemukan dalam lapisan yang berbeda.

  • Vesiculation
    Proses pembentukan gelembung gas di dalam magma saat magma mendingin dan mengeras. Hal ini terjadi karena gas, seperti uap air dan karbon dioksida, terperangkap di dalam magma saat magma mendingin. Saat tekanan berkurang, gas-gas ini dapat keluar dan membentuk gelembung di dalam batuan yang mengeras. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan pumice, yang merupakan jenis batuan vulkanik yang penuh dengan gelembung gas.

  • Diffusion
    Proses pergerakan atom atau molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Dalam magma, difusi dapat terjadi saat komponen kimia yang berbeda bergerak dan bercampur. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan mineral-mineral dengan komposisi yang berbeda dari magma asli.

REAKSI BOWN




    Bowens Reaction Series/seri reaksi terbentuknya mineral menurut Bowen suatu skema yang menunjukkan urutan kristalisasi dari mineral pembentuk batuan yang terdiri dari :

1. Golongan mineral hitam atau mefik mineral (Seri tidak menerus)
2. Golongan mineral putih atau felsik mineral (Seri menerus)

Urutan kristalisasi mineral tidak selalu menunujukkan successive crystalitation tetapi bisa juga overlapping.

Komposisi Mineral :
  • Mineral Utama merupakan mineral yang terbentuk langsung dari kristalisasi magma, dan kehadirannya sangat menentukan dalam penamaan batuan.
Berdasarkan warna dan densitas mineral utama dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :

Mineral Felsic (meneral berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,5-2,7), yaitu:

➢ Miniral kwarsa (Si O2)
➢ Kelompok feldspatoid (Na, K Alumina silikat), terdiri dari nevelin, sodalit, leusit, dll.
➢ Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldsfar alkali (K,Na) AlSiaOa, seri feldspar alkali terdiri dari sanidin, orthoklas, anorthoklas, adularia, dan mkroklin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin, labradorit, bitownit, dan anortit.

Mineral Mafic (mineral-mineral feromagnesia dengan warna gelap dengan densitas rata-rata 3,0-3,6) yaitu :

➢ Kel. Olivin : Fayalith, dan Forsterite
➢ Kel. Piroksen : terdiri dari Enstantite, Hipersten, Augit, Pegionit, dan Diopsite.
➢ Kelompok Mika ; Biotit, Muskovit, plogopit
➢ Kelompok Ampibol : Cumingtonit, Hornblende, Rieberkit, tremolit, Aktinolit, Glaukopan, dsb.
  • Mineral Skunder merupakan mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan,reaksi hidrotermalmaupun hasil metamorfose terhadap mineral utama.
Mineral Sekunder terdiri dari :
➢ Kelompok kalsit (kalsit, dolomit, magnesit,siderit), dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
➢ Kelompok serpentin (antigorit, krisotil)umumnya terbentuk dari ubahan mineral mefic (terutama kelompok olivin, dan piroksen)
➢ Kelompok klorit, (proklor, penin,talk) umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral kelompok mineral plagioklas
➢ Kelompok sericit, sebagai ubahan mineral plagioklas
➢ Kelompok mineral kaolin, (kaolin, holosyte) umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan beku. 
  • Mineral Tambahan yang terbentuk dari kristalisasi magma, umumnya di alam hanya dijumpai dalam jumlah sedikit. Misalkan kehadirannya cukup banyak dalam suatu batuan maka mineral tambahan ini tidak mempengaruhi penamaan batuan.

STRUKTUR BATUAN BEKU

    Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar, seperti struktur lava bantal yang terbentuk di laut , struktur aliran dan lain lainnya. Bentuk struktur batuan sangat erat dengan waktu terbentuknya. Dibawah ini adalah macam – macam struktur batuan beku yaitu :

  • Struktur Masif apabila batu itu tidak menunjukkan adanya sifat aliran atau lubang bekas keluarnya gas dan juga tidak ada xenolit.
  • Struktur Xenolit apabila batu yang kita amati didalam terdapat fragmen batu la in yang masuk (batu di dalam batu) akibat peleburan yg kurang sempurna.
  • Struktur Vesikuler apabila batu yg kita amati tampak berlubang lubang dengan arah yang teratur. Lubang ini terbentuk akibat bekas keluarnya gas. 
  • Struktur Scoria apabila batu yg kita amati tampak berlubang lubang tetapi dengan arah yang tidak teratur . 
  • Struktur Amigdaloidal apabila batu yg kita amati tampak berlubang lubang tetapi lubang lubang itu telah terisi oleh mineral sekunder seperti mineral Zeolit mineral karbonat dan bermacam mineral silika.
  • Struktur Pillow lava atau lava bantal ,seperti bantal guling (terlihat dilapangan) 
  • Struktur Joint apabila batu yg kita amati tampak rekah rekah yang tersusun secara tegak lurus arah aliran . ( tampak jelas sekali di Karangsambung Kebumen).

Untuk melakukan identifikas batuan, berikut tips yang bisa dilakukan !!!!

  • Amati tubuh batuan beku yang ada dan tentukan nama strukturnya.
  • Tulislah di lembar diskripsi mu.

TEKSTUR BATUAN BEKU

    Tekstur batuan beku adalah hubungan antara massa mineral dengan massa gelas yang membentuk massa yang merata dalam batuan itu. Selama pembentukan tekstur akan tergantung pada kecepatan dan orde kristalisasi kecepatan mengkristal dan orde kristalisasi suatu magma sangat tergantung pada temperatur, komposisi kandungan gas dalam magma itu, viscositas (kekentalan) dari magma, dan tekanan. Dengan demikian tekstur yang ada dalam batuan itu dapatlah menceritakan sejarah pembentukan batuan beku itu. Contoh suatu batuan dengan mineral yang besar besar dan berukuran relatif sama dan bentuk mineral yang euhedral atau bentuk mineralnya baik maka dapat menceritakan bahwa batu itu terbentuk dari magma yang cukup kental, temperatur tinggi tapi pendinginan lambat, tekanan tinggi terbentuk secara perlahan lahan dan tidak banyak mengandung gas, dijumpai pada batuan plutonik. Sedangkan apabila kebalikkannya maka banyak dijumpai pada batuan ekstrusif dan intrusif dangkal 

Tekstur dalam hal sejarah itu menunjukkan atau tekstur batuan beku terdiri dari :

1. Derajad Kristalisasi (Degree of Crystallinity)

    Derajat Kristalisaisi (degree of crystallinity) Merupakan proporsi/perbandingan antara massa kristal dan massa gelas dalam batuan yang diamati. Dikenal 3 klas derajad kristalisasi yaitu :

  • Apabila batuan seluruhnya tersusun oleh massa kristal maka disebut Holokristalin.
  • Apabila batuan tersusun oleh massa kristal dan gelas maka disebut Hipokrsitalin.
  • Apabila batuan seluruhnya tersusun oleh massa gelas maka disebut Holohyalin.

2. Ukuran Mineral (Grain Size) atau Granulitas

    Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku dapat sangat halus sampai sangat kasar. Granularitas ada dua yaitu afanitik dan fanerik.

  • Afanitik : ialah apabila ukuran individu mineral sangat halus, sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh massa kristal, massa gelas atau keduanya.
  • Fanerik : ialah apabila ukuran individu mineral halus sampai sangat kasar Fanerik halus ukuran diameter kristal < 1mm Fanerik sedang ukuran diameter kristal 1 mm - 5 mm Fanerik kasar ukuran diameter kristal 5 mm - 30 mm Fanerik sangat kasar ukuran diameter kristal > 30 mm.

3. Kemas (Fabric) atau Hubungan Antar Unsur-Unsur Tersebut

  • Bentuk Butir.
  • Relasi atau hubungan antar kristal satu dengan lainnya dalam satu batuan.
Bentuk Butir
Secara pandangan dua dimensi dikenal tiga macam bentuk butir, yaitu :
  • Euhedral: apabila bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna. 
  • Subhedral : apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
  • Anhedral : apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang semua tidak sempurna. Secara pandangan tiga dimensi dikenal tiga macam bentuk butir, yaitu : 
Sedangkan 3 bentuk butir diatas kita juga mengenal :
  • Equidimensional : apabila bentuk kristal ke 3 dimensinya sama panjang.
  • Tabular : apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari 1 dimensi lain. 
  • Irregular : apabila bentuk kristal tidak teratur.
Relasi
    Merupakan hubungan antara kristal satu dengan lainnya dalam suatu batuan. Hubungan antara kristal ini dari segi ukurannya dikenal ada dua yaitu Granular atau Equigranular dan Inequigranular.
Granular atau Equigranular apabila mineral yang ada dalam batuan ukurannya relatif seragam tetapi bentuknya beda, ini dibagi dalam 3, yaitu:
  • 1. Panidiamorfik Granular  Yaitu sebagian besar mineral dalam batuan itu berukuran relatif seragam dan bentuknya euhedral.
  • 2. Hiidiomorfik Granular Yaitu sebagian besar mineral dalam batuan itu berukuran relatif seragam dan bentuknya subhedral.
  • 3. Allotriomorfik Granular Yaitu sebagian besar mineral dalam batuan itu berukuran relatif seragam dan bentuknya anhedral.
Inequigranular apabila mineral yang ada dalam batuan itu berukuran tidak seragam/tidak sama besar. Inequigranular dibagi 2, yaitu :
  • 1. Porfiritik atau Porfiro Afanitik : yaitu tekstur batuan beku dimana dalam batuan itu kristal kristal yang berukuran besar (disebut “fenokris”) tertanam dalam masa dasar kristal kristal yang berukuran lebih kecil.
  • 2. Vitroverik : yaitu apabila fenokris tertanam dalam massa dasar gelas Disamping tekstur yang telah disebutkan tadi masih terdapat tekstur lain, yang umum disebut sebagai tekstur khusus.
    Disamping tekstur yang telah disebutkan tadi masih terdapat tekstur lain, yang umum disebut sebagai Tekstur Khusus. Tekstur khusus tsb. Antara lain:
  • Tekstur Diabasik : yaitu tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama dengan piroksin. Disini piroksin tidak terlihat jelas dan plagioklas radier terhadap plagioklas. 
  • Tekstur Trakhitik : yaitu tekstur dimana ruang antar kristal kristal plagioklas ditempati oleh kristal kristal piroksin , olivin atau bijih besi.

Untuk melakukan identifikas batuan, berikut tips yang bisa dilakukan !!!!
  • Amati proporsi atau perbandingan massa kristal dan massa gelas dalam batuan tersebut apakah termasuk Holokristalin, Hipokristalin atau Holohyalin?
  • Amati Granularitasnya apakah Afanitik atau Fanerik. Apabila Fanerik, maka berapa mm kisaran ukuran rata rata mineralnya? Apabila sudah ketemu harga nya, tentukan termasuk ke dalam Fanerik halus, sedang atau kasar/sangat kasar?
  • Amati Kemas nya meliputi bentuk butirnya apakah euhedral, subhedral atau anhedral dan bagaimana hubungan antar butir mineralnya dan bagaimana bentuk mineralnya. Awalnya tentukan dahulu Granular atau Inequigranular atau butir mineralnya berukuran sama besar atau tidak sama besar. Dilanjutkan dengan mengamati bentuk mineralnya, sehingga akan ditemukan apabila ukuran mineralnya sama besar berarti Panidio/Hipidio/Allotriomorfik granular). Tetapi apabila ukuran mineral tidak sama besar akan ketemu Porfiritik atau vitrofirik.

MENENTUKAN KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKU

1. Mineral Utama

    Kelompok mineral utama ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya dalam batuan akan sangat menentukan dalam penamaan batuan yang dideskripsi. Berdasarkan warna dan densitasnya maka mineral dalam kelompok utama ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mineral Felsic dan kelompok mineral Mafic.
Kelompok Mineral Felsic (mineral berwarna terang, dengan densitas rata rata 2,5 - 2, 7), yaitu:
  • - Mineral Kwarsa (SiO2)
  • - Feldspar grup, yang terdiri dari kelompok Alkali Feldsap  (terdiri dari mineral sanidin, mineral an orthoklas, mineral orthoklas, mineral adularia, dan mineral mikroklin) dan kelompok Seri Plagioklas (terdiri dari mineral Anortit, mineral Bytownit, mineral Labradorit, mineral Andesin, mineral Oligoklas dan mineral Albit)
  • - Feldsfatoid grup, (Na, K, Alumina silikat) terdiri dari mineral nefelin mineral sodalit dan mineral Leusit.

Kelompok Mineral Mafic (mineral minerak feromagnesia dengan warna-warna gelap dan densitas rata rata 3,0 - 3, 6), yaitu:

  • - Olivin grup (Fayalite dan Forsterite).
  • - Piroksin grup (Enstatite, Hiperstein, Augit, Pigeonit, Diopsid).
  • - Mika grup (Biotit, Muscovit, Plogopit).
  • - Amphibole grup (Anthofilit, Cumingtonit, Hornblenda, Rieberckit, Tremolite, Aktinolit, Glaucofan).

2. Kelompok Mineral Sekunder

    Merupakan mineral mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi hidrothermal maupun hasil metamorfisme terhadap mineral mineral utama. Dengan demikian mineral mineral ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma (non pyrogenetik). Mineral sekunder terdiri dari:
  • - Kelompok Kalsit (mineral kalsit, dolomit, magnesit, siderit) dapat juga terbentuk dari hasil ubahan mineral Plagioklas grup.
  • - Kelompok Serpentin (Antigorit dan Krisotil) umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral mafic terutama kelompok olivin dan piroksin.
  • - Kelompok Klorit (Proklor, Penin, Talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral kelompok plagioklas grup - Kelompok Serisit (lempung) sebagai ubahan dari mineral plagioklas.
  • - Kelompok Kaolin (Kaolin, Haloysite), umumnya ditemukan sebagai hasil ubahan batuan beku.

3. Kelomopk Mineral Tambahan

    Merupakan mineral mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, pada umumnya terdapat dalam jumlah yang sedikit dalam batuan. Walaupun kehadirannya misalkan cukup banyak tetapi tidak akan mempengaruhi penamaan batuan yang di diskripsi. Yang termasuk kedalam golongan mineral tambahan ini adalah: mieral Hematit, Kromit, Sphene, Rutile, Magnetit, Apatit, Zeoloit.

Untuk melakukan identifikas batuan, berikut tips yang bisa dilakukan !!!!
  • Amati seluruh mineral yang ada dalam sampel batuan.
  • Adakah yang termasuk kedalam mineral utama, sekunder dan tambahan? Tuliskanlah nama nama mineral nya berikut Prosentase nya dalam batuan yang diamati. Lalu tuliskan kedalam lembar diskripsi komposisi batuan.

Cara Kerja untuk Menentukan Komposisi Mineral dalam Suatu Batuan yang di Diskripsi

  • Amati seluruh mineral yang ada dalam sampel batuan
  • Adakah yang termasuk kedalam mineral utama, sekunder dan tambahan? Tuliskanlah nama nama mineral nya berikut Prosentase nya dalam batuan yang diamati. Lalu tuliskan kedalam lembar diskripsi komposisi batuan.

Cara Kerja untuk Menentukan Jenis dan Nama Batuan Beku

  • Berdasarkan kandungan mineral kwarsa bebas atau silika dalam batuan itu.
  • Berdasarkan tekstur batuan yang diamati.
  • Berdasarkan proporsi/ perbandingan antara mineral ortoklas dengan plagioklas.
  • Berdasarkan melimpahnya mineral piroksin, olivin dan hornblenda dalam batu itu.

Cara Kerja untuk Menentukan Jenis Batuan Beku

Cara kerja untuk menentukan jenis batuan beku hanya berdasarkan kandungan mineralnya saja dan proporsi dari mineral tersebut dalam batuan yang kita amati, yaitu sebagai berikut:

  • Apabila mineral Kwarsa hadir dan mencapai 10% atau lebih maka jenis batuan tersebut adalah Batuan Beku Asam.
  • Apabila mineral Kwarsa hadir dan kurang dari 10%, serta melimpahnya mineral ortoklas dan plagioklas asam (sodic) yang berwarna cerah, juga terlihat mineral hornblenda lebih banyak dibandingkan mineral olvin dan piroksin, maka jenis ba tuan tersebut adalah Batuan Beku Intermediate (menengah).
  • Apabila mineral Kwarsa hadir dan kurang dari 10% atau tidak ada sama sekali, serta melimpahnya mineral plagioklas basa (calsic) yang berwarna abu abu sampai abu abu gelap, juga terlihat mineral olvin dan piroksin lebih banyak dibandingkan mineral hornblenda , maka jenis batuan tersebut adalah Batuan Beku Basa atau Ultra Basa. Sampai disini ternyata tidak ada yang sulit dalam menentukan Jenis Batuan Beku, Asalkan kalian hapal ciri ciri mineral Kwarsa, Orthoklas, Plagioklas asam, Plagioklas basa, Hornblende, Piroksin, dan mineral Olivin serta dapat menghitung secara relatif prosentase nya dalam batuan yang kalian amati.

 Cara Kerja untuk Menentukan Nama Batuan Beku

  • Bukalah dan pahami cara membaca Tabel Determinasi Batuan Beku dari Walter T. Huang.
  • Tentukan jenis batuannya dengan cara seperti tersebut diatas.
  • Tentukan prosentase Kwarsa dari batuan yang kalian amati, apabila Kwarsa lebih dari 10 % maka tabel yang kalian pakai hanyalah tabel dibagian kiri dari garis batas kwarsa (Quarts dividing line) sedangkan tabel yang disebelah kanan Quarts dividing line kita tutup/ kita abaikan. Begitu pula sebaliknya apabila Prosentase Kwarsa kurang dari 10 % atau tidak ada sama sekali maka tabel Disebelah kiri Quarts dividing line kita tutup/ kita abaikan.
  • Tentukan proporsi atau perbandingan dari mineral ortoklas dengan mineral plagioklas nya, apakah ortoklas > plagioklas ; ortoklas = plagioklas jumlah prosentasenya ; plagioklas > ortoklas atau Chiefly/ melimpah mineral plagio klas sodic ; chiefly ortoklas atau chiefly mineral plagioklas calsic.
  • Tentukan Tekstur dari batuan tersebut. Tekstur sudah kita tentukan namanya saat kita menentukan tekstur seperti tersebut diatas (lihat Bab II.3 Menentukan tekstur batuan). Apakah tekstur dari batuan yang kalian amati Panidiomorfik Granular, Porphiritic, atau Porphiro afanitik?
  • Nama Batuan Beku nya kita cari dengan melihat tabel WT.Huang.
  • Menarik garis vertkal keatas dari kolom proporsi ortoklas dengan plagioklasnya atau chiefly ortoklas atau kolom chiefly sodic plagioklas atau kolom calcic plagio klasnya, tergantung dari hasil pengamatan kalian saat mengamati proporsinya
  • Dari nama tekstur yang telah kita amati, misal ketemu tekstur Porphiritik, maka dari kolom porfiritk kita tarik garis horisontal kekanan.
  • Maka pada perpotongan garis vertikal dan horisontal itulah nama batuan beku yang kalian amati.

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU



Tidak ada komentar:

Posting Komentar